Terima Kasih Atas Kunjungan Anda di Blog Kami

Wednesday 2 May 2012

PTK : Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa


BAB 1
PENDAHULUAN
         
A. LATAR BELAKANG
     Orientasi pendidikan mengarah pada kemampuan setiap anak didik dalam mengaitkan kualitas manusia. Hal ini tidak terlepas dari tiga aspek dalam pendidikan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Tiga hal ini yang menunjang terlaksananya tiga pilar pendidikan. Tiga pilar tersebut adalah belajar untuk mengetahui, belajar untuk melakukan, dan belajar untuk hidup bersama.

     Keberhasilan siswa selama ini diukur dari seberapa tinggi prestasi atau keberhasilan belajar yang dicapai oleh siswa. Hal ini tidak terlepas dari beberapa factor, diantaranya adalah minat siswa untuk belajar. Misalnya pada pelajaran matematika yang tidak sedikit siswa kurang berminat mengikutinya.

     Matematika merupakan salah satu pelajaran yang diprioritaskan. Hal ini terbukti dengan pelajaran matematika selalu diikutkan dalam ujian nasional. Sehingga banyak lembaga-lembaga bimbingan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam mengikuti pelajaran ini.


     Dalam pelajaran matematika materi mengurutkan bilangan kelihatannya memang mudah. Akan tetapi pada kenyataannya dalam pengerjaan evaluasi ternyata hasil yang dicapai masih kurang memuaskan. Dari 21 Siswa kelas IV di SDN Sumberarum I, masih ada 12 siswa yang nilainya dibawah standart. Dari analisis penyebab masalah yang terjadi telah teridetifikasi beberapa penyebabnya.

     Pada kenyataannya tidak semua siswa senang dengan pelajaran matematika. Banyak factor yang menyebabka hal ini terjadi, diantaranya adalah kemampuan siswa yang memang rendah, pola atau metode yang dipakai oleh guru kurang tepat dan sebagainya.
 
Namun dalam penelitian ini penyebab yang diprioritaskan adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

     Dalam satu kelas terdapat berbagai karakter siswa, ada siswa yang aktif dan ada juga yang pasif sehingga keberhasilan belajar siswa yang diterima tidak sama. Di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro banyak metode-metode yang diterapkan oleh para guru. Pada kelas IV pada mata pelajaran matematika lebih sering digunakan metode penugasan individu, yaitu pengerjaan LKS.

     Hal ini dirasa sudah cukup relevan, akan tetapi metode ini akan menimbulkan kesenjangan, yang pandai akan merasa lebih menguasai dari yang lain, sedangkan yang kurang atau pasif akan tertinggal.

     Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan metode Kerja Kelompok. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang siswa untuk ikut serta aktif dalam menyelesaikan soal matematika secara benar dalam kelompok secara bersama-sama.
                                                              
     Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro”

B.  RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu:
1. Apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro?
2. Apakah metode kerja kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro?
3. Bagaimana dampak kegiatan belajar mengajar menggunakan metode kerja kelompok pada siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro?

C.  TUJUAN PENELITIAN
     Penelitian ini bertujuan untuk:
  1. Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode kerja kelompok siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
  2. Meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode kerja kelompok siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
                                        
D. MANFAAT PENILITIAN
     Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi pada pihak-pihak yang bersangkutan yaitu :
1.    Bagi Guru / Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan seorang guru dapat mengetahui metode kerja kelompok pada saat mengajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswanya.
2.    Bagi Siswa
Dengan  menerapkan metode kerja kelompok, siswa diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan belajarnya. Karena antar siswa dapat bertukar pikiran dalam mengerjakan soal matematika.
3.    Bagi Lembaga
Penerapan metode kerja kelompok diharapkan akan menjadi salah satu langkah strategis dalam pengembangan pembelajaran matematika, sehingga hasilnya dapat memuaskan.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
         
A. PENGERTIAN METODE
          Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun pengertian lain metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu perubahan – perubahan kepada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.

          Metode yang digunakan dalam pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tujuan harus dirumuskan secara jelas, karena tujuan merupakan syarat terpenting bagi seorang guru untuk memilih metode yang akan digunakan dalam mengajar. Sedangkan manfaat penggunaan metode dalam pembelajaran adalah untuk menciptakan kondsi yang sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi edukatif selama belajar mengajar.

          Metode dalam pembelajaran mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
  1. Metode sebagai alat ekstrinsik, artinya motif-motif yang aktif dalam fungsinya.
  2. Metode sebagai strategi artinya teknik dalam penyajian materi.
  3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, artinya suatu cita-cita yang di capai dalam belajar mengajar.

Metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika diantaranya adalah :
    1. Metode diskusi
    2. Metode tutorial
    3. Metode Tanya jawab
    4. Metode kerja kelompok, dll.

Penggunaan metode-metode tersebut dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya adalah :
1.    Tujuan yang berbeda
2.    Latar belakang individu yang berbeda
3.    Perbedaan situasi dan kondisi dimana pembelajaran berlangsung
4.    Perbedaan pribadi dan kemampuan guru
5.    Perbedaan fasilitas, baik dari segi kualitas maupun kuantitas

1.   Metode Kerja Kelompok
              Metode kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar yang memiliki kadar cara belajar siswa aktif. Untuk mengenal lebih jauh tentang metode kerja kelompok, inilah pembahasannya.

     Pengertian Metode Kerja Kelompok
               Istilah kerja kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu kerja kelompok juga ditandai oleh :
1.    Adanya tugas bersama.
2.    Pembagian tugas dalam kelompok.
3.    Adanya kerjasama antara anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok.

Berpijak pada pengertian kerja kelompok seperti dijelaskan pada alinea sebelumnya, maka metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

 

Pengertian metode kerja kelompok yang demikian membawa konsekuensi kepada setiap guru yang akan menggunakannya. Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar yakin bahwa topic yang dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian tugas kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok atau berbeda-beda tapi saling mengisi untuk setiap kelompok.

     2. Tujuan Pemakaian Metode Kerja Kelompok
                   Metode kerja kelompok digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan :
a.    Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.
b.    Meningkatkan keterlibatan sosio emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakan.
c.    Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil proses belajar mengajar secara berimbang.

Jenis-jenis Pengelompokan
          Dalam penerapan metode kerja kelompok, guru dituntut untuk memiliki ketrampilan melakukan pengelompokan terhadap para siswanya. Ada berbagai cara pengelompokan yang dapat dilaksanakan oleh guru, yaitu :
a.    Pengelompokan didasarkan atas ketersediaan fasilitas.
Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok dibagi berdasarkan jumlah fasilitas yang tersedia.
 
          b. Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar.
              Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap siswa, dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-masing.
          c.  Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
              Pengelompokan dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan kemampuan tertentu pada anggota-anggota kelompok.
          d.  Pengelompokan untuk memperoleh dan memperbesar partisipasi siswa sebagai anggota kelompok.
              Pengelompokan ini dilaksanakan oleh guru, jika menganggap partisipasi siswa diperlukan untuk menyelesaikan tugas. Kelas dapat dibagi dalam kelompok-kelompok yang relative kecil, sehingga setiap anggota kelompok dapat dijamin kepastiannya terlibat dalam kerja kelompok.
          e.  Pengelompokan atas dasar pembagian pekerjaan.
              Pengelompokan ini didasarkan oleh guru jika dalam satu kelas terdapat beberapa macam tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Setiap kelompok bertanggung jawab terhadap tugas masingmasing.

                   Yang menentukan keberhasilan kerja kelompok yaitu :
          a. Tujuan yang jelas
              Kejelasan tujuan yang akan dicapai sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman oleh setiap anggota kelompok dalam mengerjakan tugas kelompok. Kejelasan tujuan bagi anggota kelompok akan memacu tercapainya hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu dalam setiap kerja kelompok perlu didahului dengan kegiatan diskusi untuk menentukan kerja apa dan oleh siapa.
 
         b.  Interaksi anggota kelompok
              Dalam kerja kelompok semua tugas kelompok harus dikerjakan dan diselesaikan secara bersama. Salah atu persyaratan terjadinya kerja sama yang baik adalah adanya komunikasi yang efektif antara anggota kelompok. Keefektifan komunikasi antara anggota kelompok akan tercapai apabila ada hubungan yang baik antar anggota kelompok.

          c. Kepemimpinan kelompok
              Dalam suatu kelompok diperlukan seseorang yang mengatur pembagian tugas, mengatur komunikasi antar anggota dan mengatur penyelesaian tugas kelompok secara bersama-sama.Berarti dalam kelompok membutuhkan seorang pemimpin. Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan hubungan emosional kekeluargaan antar anggota kelompok dan mengenal sifat kepribadian anggotanya. Pemimpin kelompok akan mempengaruhi keberhasilan penyelesaian tugas kelompok.
          d.  Suasana kerja kelompok
              Tujuan yang jelas, tugas yang jelas, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik akan berpengaruh terhadap suasana kerja dalam kelompok. Suasana kerja kelompok dipengaruhi oleh motivasi kelompok, hubunagn kekeluargaan anggota kelompok, kecerdasan perseorangan anggota kelompok dll.
          e.       Tingkat kesulitan tugas.
              Semakin sulit tugas yang harus diselesaikan kelompok, semakin kecil peluang keberhasilan dari kelompok. Tingkat kesulitan tugas seharusnya disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa yang akan menyelesaikan tugas, yaitu sesuai dengan fisik maupun psikis siswa.
                   Peran guru dalam pemakaian metode kerja kelompok meliputi :
          a.  Guru sebagai pengelola atau manager yaitu membantu siswa mengorganisasikan diri, mengatur tempat duduk dan bahan-bahan yang diperlukan.
          b.  Guru sebagai pengamat atau observer yaitu untuk mengamati dinamika kelompok, sehingga guru dapat mengarahkan dan membantunya bila diperlukan.
          c. Guru sebagai pemberi saran yaitu untuk memberikan saran kepada kelompok tentang penyelesaian tugas kelompok bila diperlukan.
          d.  Guru sebagai penilai yaitu untuk menilai proses dan hasil kerja kelompok

                   Keempat peran guru dalam kerja kelompok hendaknya dilaksanakan guru secara berimbang, karena keberhasilan guru dalam melaksanakan peran-peran ini akan menentukan keberhasilan kerja kelompok.

     3.  Prosedur pemakaian metode kerja kelompok
                   Prosedur pemakaian metode kerja kelompok:
          1.  Pemilihan topic atau tugas kerja kelompok
              Pemilihan topic atau tugas yang merupakan langkah awal pemakaian      metode kerja kelompok dapat dilaksanakan oleh guru dengan jalan :
              ` Memilih dan menetapkannya sendiri dan
              ` Memilih dan menetapkannya dengan siswa.
          2.  Pembentukan Kelompok Sesuai Tujuan.
          Tahapan ini meminta kepada guru untuk membagi kelas menjadi kelompok-kelompok sesuai tujuan yang ingin dicapai melalui kerja kelompok.



10

     3.  Pembagian topic atau tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok.
          Tahapan ini meminta kepada guru untuk memberitahukan topic atau tugas untuk tiap-tiap kelompok, dimana topik atau tugas yang diberitahukan harus jelas bagi kelompok.
     4.  Proses kerja kelompok
          Pada tahap ini setiap kelompok melaksanakan :
          ` Pengenalan terhadap tugas atau topic yang diberikan oleh guru.
          ` Pemahaman terhadap tugas atau topic kelompok.
          ` Pelaksanaan atau penyelesaian tugas.
     5.  Pelaporan hasil kerja kelompok
          Setelah semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban melaporkan hasil kerja mereka.
     6.  Penilaian pemakaian metode kerja kelompok
          Berdasarkan proses kerja kelompok dan hasil kerja kelompok guru melakukan penilaian pemakaian metode kerja kelompok.

4.  Kelebihan dan kekurangan Metode Kerja Kelompok.
              Dalam menerapkan metode kerja kelompok ini, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya yaitu :
     a.  Kelebihannya.
          1. Dapat meningkatkan kualitas kepribadian siswa dalam hal saling menghargai dan toleansi terhadap pendapat orang lain, berfikir kritis, disiplin.
          2.  Menumbuhkan semangat persaingan yang positif, karena dalam kelompok masing-masing siswa akan lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam belajar.
          3.  Menanamkan rasa persatuan dan rasa solidaritas yang tinggi, sebab anak yang pandai dalam kelompoknya akan membantu temannya yang kurang darinya demi kelompoknya.


11

     b.  Kekurangannya.
          1. Memerlukan persiapan yang agak rumit.
          2.  Memungkinkan adanya persaingan yang negative baik antar individu dalam kelompokmaupun antar kelompok.

B.  PRESTASI BELAJAR
     1.  Pengertian Prestasi Belajar.
     Prestasi belajar mempunyai pengertian sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, namun kedua kata tersebut saling berkaitan.
     Dalam kamus Bahasa Indonesia pengertian prestasi adalah hasil pelajaran yang telah diperoleh dari kegiatan sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.
     Dari pengertian tentang prestasi di atas mempunyai makna yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan.
     Belajar adalah suatu roses dalam diri indiidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagaimana hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
     Dari pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.

2.   Prinsip-prinsip Prestasi Belajar
Prinsip-prinsip prestasi belajar dapat diidentifikasi sebagai berikut
a.    Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan.
b.    Belajar bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur penyajian sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
c.    Belajar harus dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan.
12

d.    Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
e.    Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, dan eksplorasi.
f.     Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
g.    Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar tenang.
h.   Belajar memerlukan lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengetahui kemampuan bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
i.     Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan.
j.     Belajar adalah hubungan antara pengertian yang satu dengan yang diharapkan stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.
k.    Repetisi dala proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian atau sikap itu mendalam pada siswa.

     3.  Faktor – factor yang mempengaruhi prestasi belajar.
          Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi  dua yaitu : Faktor intern dan factor ekstern. Faktor intern adalah factor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Sedangkan factor ekstern adalah faktoryang ada di luar individu.
Faktor Intern :     
` Faktor Jasmaniah : kesehatan, cacat tubuh
` Faktor Psikologis : Intelegensi, perhatian, bakat, minat, kesikapan.
` Faktor kelelahan.
Faktor ekstern :
` Faktor keluarga
` Factor sekolah
` Faktor masyarakat.



BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
     Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro dengan jumlah siswa 21.

B.  Prosedur Penelitian
     1.  Perencanaan Tindakan
          Dalam penelitian ini dipakai model siklus yang dilakukan berulang-ulang. Sehingga diharapkan akan semakin menunjang peningkatan dan mencapai hasil yang optimal. Adapun langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah :
1.    Observasi
2.    Konsultasi masalah dengan kegiatan mengajar
3.    Identifikasi masalah dengan kegiatan mengajar
4.    Merumuskan metode yang sesuai dengan pembelajaran.
5.    Melakukan pemilihan metode yang sesuai karakter siswa
6.    Melaksanakan tindakan kelas
          Penelitian ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan di kelas IV SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 26 sampai 29 Agustus 2008.
     2.  Pelaksanaan Tindakan
          Adapun tindakan yang dilakukan selama pertemuan berlangsung adalah :
1.    Menyampaikan tujuan pembelajaran
2.    Menyampaikan materi secara singkat
3.    Menerapkan metode kerja kelompok yang telah dipilih dalam pembelajaran matematika.




14

     3.  Observasi
          Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan mengambil data belajar dan kinerja siswa, yaitu :
a.    Kegiatan siswa selama pembelajaran
b.    Kreatifitas dan keaktifan siswa baik individu maupun kelompok.
     4.  Analisis Data dan Refleksi
          Data yang diperoleh dalam penelitian ini, nantinya dianalisis untuk memastikan bahwa metode kerja kelompok dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika.
          Dalam menganalisis data akan digunakan teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada dan yang akan dicapai. Yaitu siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan yang berharga. Karena dengan diterapkannya metode kerja keompok mereka dapat menemukan hasil temuan mereka sendiri secara kelompok. Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan keberhasilan belajar.

C.  Siklus Penelitian
     Penelitian tindakan kelas ini hanya ada dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan, hal ini sesuai dengan materi pembelajaran yaitu mengurutkan bilangan.

D. Instrumen Penelitian
     Penelitian dalam hal ini menjadi instrument utama atau kunci, dimana peneliti sebagai pengumpul data juga sebagai perencana dan pelaksana tindakan kelas. Sehingga peneliti terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar.
     Instrumen lain yang menjadi pendukung adalah lembar observasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung.



E.  Teknik Pengumpulan Data
     Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.    Observasi
Observasi atau pengamatan langsung dilaksanakan ketika peneliti mengajar dengan menerapkan metode kerja kelompok. Sehingga peneliti memperoleh gambaran tentang suasana kelas dan kondisi siswa.
     2.  Partisipatif
Partisipatif maksudnya adalah penelitian terlibat langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang diinginkan.
     3.  Pengukuran Hasil Belajar
Data yang diperoleh di lapangan akan diukur dengan menggunakan prosentase banyaknya siswa yang berhasil dalam belajarnya. Dengan membandingkan peningkatan nilai yang diperoleh dalam mengerjakan tugas. Baik secara individu maupun kelompok.

              Penelitian yang dilaksanakan dalam dua kali ini mengambil topic “Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro”
              Dengan menerapkan metode ini siswa akan lebih aktif belajar. Diharapkan nanti siswa dapat melakukan penyesuaian social, saling belajar mengenal sikap ketrampilan dalam kerja sama. Sehingga dapat menghilangkan adanya penderitaan siswa akibat kesendirian atau keterasingan, membangun persahabatan yang nantinya dapat meningkatkan keberhasilan belajar siswa dan prestasinya.

                                                                             

BAB IV
SHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
     1. Subyek Penelitian
     Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester I SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro. Pemilihan subyek penelitian dengan non random sampling didasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan pada tes-tes sebelumnya. Data analisis hasil belajar siswa kelas IV Semester I SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kurang baik dan kurang maksimal karena siswa kurang motifasi belajar dan kurang aktif terlibat dalam pembelajaran.
Tabel 4.1
Daftar Subyek Penelitian Kelas IV SDN Sumberarum I
No
Nama
L/P
No
Nama
L/P
1.
Sylla Ayu Kusuma
P
12.
Roham Setyo Budi
L
2.
M.Syaiful Ulum D.S.
L
13.
Yayuk Anggaini
P
3.
Nuri Wahyu .P.
P
14.
Seti Kusuma Sari
P
4.
Riki Hermawan
L
15.
Wahyu Puji .H.
L
5.
Anisa Harnum
P
16.
Okta Aldianto
L
6.
Dewi Apriana
P
17.
Fitriana
P
7.
Diana Kusuma .W.
P
18.
Eka
P
8.
Sius Wicaksono
L
19.
Dwi Agung .L.
L
9.
M.Gangsar Rokimin
L
20.
Melinda
P
10.
Denik Puspita Arum
P
21.
Andi Rifki
L
11.
Veri Arvian
L




     2. Pelaksanaan Penelitian
          Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran matematika, peneliti mencoba memperbarui strategi mengajar melalui pendekatan dengan metode kerja kelompok.

 
          Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai guru kelas IV dari awal sampai berakhirnya penelitian. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tonggart ( dalam madya 1994 ) yaitu siklus spiral. Yang terdiri atas 4 komponen yaitu : rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus.
     1.  Siklus Pertama
          a. Perencanaan tindakan
     Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas peneliti melakukan perencanaan sebagi berikut.
a. Penentuan Kompetensi Dasar
b.  Perumusan Indikator
c. Perumusan Alternatif pembelajaran
d.  Materi Pelajaran
e.  Rumusan Soal-soal latihan
          b. Pelaksanaan Siklus Pertama.
     Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pembelajaran dilakukan dalam waktu 2 x 40 menit. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
                   Tahap Awal 
                   -        Presensi siswa
-        Mengarahkan siswa dengan menunjukkan bilangan dari yang terkecil.
-        Menginformasikan kepada siswa mengurutkan bilangan dari yang terkecil atau terbesar.
Tahap Inti
-        Menjelaskan secara singkat mengenai materi mengurutkan bilangan dari yang terkecil atau terbesar.


-        Guru memberi contoh disertai caranya.
-        Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakan soal di depan.
-        Kemudian guru memberikan soal yang ditulis di papan untuk dikerjakan siswa secara individu.
-        Sambil menunggu siswa mengerjakan, guru berkeliling mengamati.
-        Setelah siswa selesai mengerjakan guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan dan mengoreksinya satu persatu.

Tahap akhir
-        Mengadakan refleksi bersama-sama siswa terhadap tugas yang telah dikerjakan.
-        Memberi tugas PR individu.
-        Salam penutup


     c. Observasi siklus I
          Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika. Sehingga hasil dari tugas yang dikerjakan kurang memuaskan.
          Temuan dalam tahap ini adalah :
a.  Dalam memahami mengurutkan bilangan dari yang terkecil atau sebaliknya 9 siswa bisa / betul semua, dan 12 siswa tidak bisa mengerjakan dengan benar.
b.  Dalam menyelesaikan soal latihan tentang materi mengurutkan bilangan :
     - 6 Siswa dapat menyelesaikan 10 soal latihan betul semua.
     - 3 siswa dapat menyelesaikan 10 soal latihan dengan kesalahan   
       2 soal.
     - 5 siswa dapat menyelesaikan 10 soal latihan dengan kesalahan
       4 soal.
 
     - 4 siswa dapat menyelesaikan 10 soal latihan dengan kesalahan
       5 soal
     - 3 siswa dapat menyelesaikan 10 soal latihan dengan 3 jawaban
       Soal yang benar.
c.  Menemukan jawaban dengan benar
          Setelah memeriksa hasil dan mengoreksi latihan bersama-sama, siswa dapat menyelesaikan soal latihan dengan benar melalui bimbingan guru dengan kecepatan berbeda-beda.

     d.  Refleksi Siklus 1
          Tujuan diterapkannya metode pemberian tugas individu ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Di dalam mengerjakan tugas secara individu diharapkan siswa dapat menemukan langkah penyelesaian soal. Sehingga pekerjaannya nantinya akan menjadi lebih berharga.
          Berdasarkan pengamatan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih ditemukan 57% siswa dari seluruh siswa berjumlah 21 yang belum aktif. Dengan demikian masih perlu dilakukan percobaan/ pengamatan serta metode lain untuk mengaktifkan siswa.

     2.  Siklus Kedua
          a. Perencanaan
     Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas peneliti melakukan perencanaan sebagi berikut.
a. Penentuan Kompetensi Dasar
b.  Perumusan Indikator
c. Perumusan Alternatif pembelajaran
d.  Materi Pelajaran
e.  Rumusan Soal-soal latihan


          b. Pelaksanaan Siklus Kedua.
     Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disiapkan. Pembelajaran dilakukan dalam waktu 2 x 40 menit. Dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
Tahap Awal
-    Presensi siswa
-    Apersepsi

Tahap Inti
-    Menjelaskan secara singkat materi mengenai materi mengurutkan bilangan.
-    Guru memberi contoh disertai caranya.
-    Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4 kelompok.
-    Guru memberikan tugas berupa kartu bilangan pada masing-masing kelompok untuk diurutkan dan memberi durasi waktu untuk mengerjakan dalam kelompok masing-masing.
-    Sambil menunggu pekerjaan siswa, guru berkeliling mengamati setiap kelompok.
-    Guru memberi kesempatan pada satu anak tiap kelompok secara bergantian maju ke depan untuk menempelkankartu bilangan pada kotak bilangan secara urut sampai selesai.
-    Untuk memberi semangat pada siswa, guru mengumumkan bagi kelompok yang tercepat menyelesaikan tugas dan hasilnya benar akan mendapat nilai bagus dan hadiah

Tahap akhir 
-    Mengadakan refleksi bersama-sama siswa terhadap tugas yang telah dikerjakan.
-    Memberi tugas PR individu.
-    Salam penutup

     c. Observasi siklus 2
          Hasil pada siklus ini nampak bahwa siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pelajaran dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
          Peningkatan keberhasilan belajar siswa terlihat dari aktivitas siswa selama berlangsungnya pembelajaran di kelas. Siswa cenderung lebih antusias dan aktif dan nilai tugas juga mengalami peningkatan.
          Pengamatan terhadap aktifitas dan prestasi belajar pada kegiatan siklus II yang dilakukan secara kelompok siswa kelas IV tentang mengurutkan bilangan dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi hasil kerja kelompok siswa kelas IV SDN Sumberarum I
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
No
Nama
Nilai
1.
Sylla Ayu Kusuma
100
2.
M.Syaiful Ulum D.S.
100
3.
Nuri Wahyu .P.
100
4.
Riki Hermawan
100
5.
Anisa Harnum
100
6.
Dewi Apriana
100
7.
Diana Kusuma .W.
100
8.
Sius Wicaksono
100
9.
M.Gangsar Rokimin
100
10.
Denik Puspita Arum
100
11.
Veri Arvian
70
12.
Roham Setyo Budi
70
13.
Yayuk Anggaini
70
14.
Seti Kusuma Sari
70
15.
Wahyu Puji .H.
70
16.
Okta Aldianto
80
17.
Fitriana
80
18.
Eka
80
19.
Dwi Agung .L.
80
20.
Melinda
80
21.
Andi Rifki
80
Jumlah
1.855
Rata-rata
88.3

          Data tersebut didistribusikan berdasarkan perolehan hasil evaluasi belajar secara kelompok dalam melakukan kegiatan belajar dengan strategi pembelajaran menggunakan metode kerja kelompok. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Prosentase hasil belajar siswa kelas IV
SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro
No
Nilai
Frekwensi
Frekwensi %
Kategori Prestasi
1.
100
10
47.6%
Sangat Baik
2.
90
-
-
Baik
3.
80
6
28.5%
Cukup Baik
4.
70
5
23.8%
Cukup
5.
60
-
-
Kurang

     d. Refleksi siklus 2
          Dalam pembelajaran matematika dengan metode kerja kelompok dapat menumbuhkan dan meningkatkan semangat belajar siswa.

          Dari hasil observasi dari siklus ke dua ini, maka terdapat beberapa hal yang dilihat, yaitu :
a.    Pemahaman siswa terhadap materi tentang mengurutkan bilangan sudah baik, dibuktikan dengan hasil belajar 21 siswa mendapat nilai 70 ke atas.


b.    Upaya meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi melalui metode kerja kelompok menunjukkan hasil yang memuaskan, terbukti dari aktifitas siswa dalam pembelajaran seluruh siswa 100% aktif, sehingga prestasi belajar siswa meningkat.

B. PEMBAHASAN
              Pada pembahasan ini, peneliti melampirkan daftar nilai/ hasil evaluasi kelas IV pada pembelajaran matematika yang disertai dengan lembar observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
              Hasil analisis berdasarkan ketentuan belajar dapat diuraikan sebagai berikut :
-      Dalam mengerjakan tugas secara kelompok dirasa sudah cukup bagus, karena tiap kelompok memperoleh nilai di atas rat-rata.
-      Berdasarkan hasil analisis maka pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat membantu meningkatkan prestasi siswa.
-      Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika proses belajar mengajar berlangsung. Nampak bahwa siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran serta dalam mengerjakan tugas dalam kelompok. Sehingga metode kerja kelompok dapat dikatakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika.

 
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
          Berdasarkan hasil penelitian, metode Tanya Jawab yang diterapkan dalam proses belajar mengajar dapat membantu siswa dalam belajar PKn, khususnya pada materi Pemerintahan Desa. Hal ini terbukti dengan keantusiasan dan keaktifan siswa dalam berlomba-lomba menjawab pertanyaan.
          Metode ini diterapkan setiap kali proses belajar mengajar berlangsung sehingga keberhasilan belajar siswa dapat tercapai. Bentuk Tanya jawab yang didapat oleh siswa adalah cara atau teknik menginngat suatu materi agar tidak mudah hilang karena sering ditanyakan. Dengan metode Tanya jawab diharapkan siswa akan termotivasi untuk belajar, agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.Sehingga keberhasilah dalam pembelajaran akan tercapai.

B. Saran
          Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan :
  1. Bagi guru sebagai tenaga pendidik, sebaiknya metode tanya jawab seringlah diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam meta pelajaran hafalan seperti IPS,PKn dan sebagainya yang memerlukan daya ingat yang kuat.
  2. Guru hendaknya menguasai materi, sehingga profesionalis seorang guru dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
  3. Kesabaran seorang guru sangat diperlukan dalam membimbing siswa yang kurang mampu mengikuti pelajaran,khususnya pelajaran hafalan seperti PKn.



DAFTAR  PUSTAKA

Alipande, Imansjah,1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum, Surabaya : Usaha Nasional.
Daryanto,Drs.1983.Teknik,Metode dan Satuan Pelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito
Imtan rus ernawati,2004.Pendidikan Kewarga Negaraan Kelas 4,Surabaya,Depdiknas.
A.Waliman,2005.Pendidikan Kewarga Negaraan Kelas 4,Surabaya.
M.Arifin,M.Ag.2008.Modul PKn Kelas 4,Surabaya,Depdiknas.
 

No comments:

Post a Comment