Terima Kasih Atas Kunjungan Anda di Blog Kami

Sunday, 6 May 2012

Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap Perkembangan Perilaku Anak Didik di MTs.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

 Pendidikan merupakan hal yang sangat efektif untuk mengembangkan kemampuan serta mutu kehidupan dan martabat manusia. Hal tersebut selaras dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional.[1] Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan.[2]

Pendidikan merupakan institusi pembinaan anak didik yang memiliki latar belakang sosial budaya dan psikologis yang berbeda dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan. Banyak anak yang menghadapi masalah dan sekaligus mengganggu tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Masalah yang dihadapi sangat beraneka ragam, diantaranya, masalah pribadi, sosial, ekonomi, agama, dan moral serta belajar dan vokasional. Masalah-masalah tersebut seringkali menghambat kelancaran proses belajar dan perkembangan perilaku anak didik.[3]
Pada masyarakat yang semakin maju, masalah penentuan identitas atau jati diri pada individu menjadi semakin rumit. Hal ini disebabkan oleh tuntutan masyarakat maju pada anggota-anggotanya menjadi lebih berat. Persyaratan untuk dapat diterima  menjadi anggota masyarakat bukan saja kematangan fisik, melainkan juga kematangan mental, psikologis, kultural, vokasional, intelektual dan religius. Kerumitan ini akan terus meningkat pada masyarakat sedang membangun sebab perubahan cepat yang terjadi pada masyarakat dan semakin derasnya arus globalisasi komunikasi, akan merupakan tantangan pula bagi individu atau peserta didik. Keadaan seperti inilah yang menuntut diadakannya bimbingan dan konseling di sekolah.[4]
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan kita. Mengingat bahwa bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Hal ini sangat relevan jika dilihat dari perumusan bahwa pendidikan itu merupakan usaha sadar yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi-potensinya (bakat, minat dan kemampuan). Kepribadian masyarakat menyangkut masalah perilaku atau sikap mental dan kemampuannya meliputi masalah akademik dan ketrampilan.
Lembaga pendidikan yang disebut Madrasah Tsanawiyah adalah madrasah dengan ciri khas agama Islam yang diselenggarakan oleh Departemen Agama. Di Madrasah Tsanawiyah diadakan bimbingan dan konseling untuk mencapai kesejahteraan siswa.
Dalam perkembangannya anak didik sebagai individu sedang dalam proses berkembang atau menjadi (become) yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, anak didik memerlukan bimbingan karena mereka masih memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan individu tidak berlangsung secara mulus atau steril dari masalah.[5]
Perkembangan kemampuan siswa secara optimal untuk berkreasi, mandiri,  bertanggung jawab dan memecahkan masalah merupakan tanggung jawab yang besar dari kegiatan pendidikan. Oleh karena itu pemahaman potensi pribadi sangat penting untuk perkembangan siswa sebagai manusia yang utuh jasmani dan rohaninya, dapat hidup dan berkembang secara wajar dan normal. Di samping itu dalam perkembangannya siswa seringkali menghadapi masalah yang tidak mampu dipecahkan sendiri. Untuk membantu proses perkembangan  pribadi dan mengatasi masalah yang dihadapi seringkali siswa memerlukan bantuan profesional dan sekolah harus dapat menyediakan layanan profesional yang dimaksud dengan layanan bimbingan dan konseling.[6]
Bimbingan merupakan bantuan khusus yang diberikan kepada anak didik dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan-kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapinya dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka dapat memahami diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan  lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
Bimbingan dan konseling ini sebagai wadah untuk mengarahkan remaja untuk menjadi lebih baik dan kreatif. Pelayanan bimbingan merupakan bagian integral dari keseluruhan kegiatan sekolah dan telah dilaksanakan sejak kurikulum 1975, yang baru ialah bahwa dalam kurikulum pendidikan Dasar, landasan program dan pengembangan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993) secara eksplisit dinyatakan bahwa pelayanan bimbingan ini mencakup juga bimbingan bagi siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa.[7]
Proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dengan mulus atau searah dengan potensi, harapan, dan nilai-nilai yang dianut karena banyak faktor yang menghambatnya. Faktor penghambat yang bersifat eksternal yaitu berasal dari lingkungan yang kurang kondusif. Ini bisa menjadikan perilaku yang menyimpang pada remaja/anak didik. Iklim lingkungan yang tidak sehat ini, cenderung menimbulkan dampak yang kurang baik bagi perkembangan anak didik dan sangat mungkin akan mengalami kehidupan yang tidak nyaman stress dan depresi. Dalam kondisi yang seperti ini, banyak remaja atau anak didik yang merespon dengan sikap dan perilaku menyimpang dan bahkan amoral, seperti komunitalitas, meminum minuman keras, penyalah gunaan obat terlarang, tawuran dan pergaulan bebas.[8]
Permasalahan yang dialami anak didik di sekolah seringkali tidak dapat dihindari, meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal ini terlebih lagi disebabkan karena sumber-sumber permasalahan siswa tidak hanya terletak di dalam sekolah. Apalagi misi sekolah adalah menyediakan pelayanan yang luas  secara efektif untuk membantu anak didik mencapai tujuan perkembangannya dan mengatasi permasalahannya, maka segenap kegiatan dan kemudahan yang diselenggarakan sekolah perlu diarahkan ke sana. Di sinilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling di samping pengajaran. Dalam tugas pelayanan yang luas, bimbingan dan konseling di sekolah adalah pelayanan untuk semua siswa murid yang mengacu pada keseluruhan perkembangan anak didik.
Berdasarkan dari alur latar belakang di atas, maka penulis berkeinginan untuk meneliti lebih jauh yang dituangkan dalam judul skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Terhadap Perkembangan Perilaku Anak Didik di MTs. ”

B.     Alasan Pemilihan Judul

Berdasarkan uraian diatas, maka ada beberapa alasan yang mendorong penulis untuk memilih judul tersebut.
1.   Peranan pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam membantu meningkatkan perkembangan perilaku anak didik.
2.   MTs. sangat memperhatikan aktivitas perilaku siswa, sehingga berbagai usaha dilakukan sekolah terutama oleh guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi anak didik.
3.  Untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan bimbingan dan konseling mempengaruhi perkembangan perilaku anak, sebagai tambahan bekal untuk melaksanakan tugas dimasa mendatang.

C.    Penegasan Istilah

Sebelum menganalisis lebih lanjut, penulis ingin menegaskan terlebih dahulu istilah judul diatas. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pembahasan masalah dan lebih terfokusnya pembahasan pada intinya.
Adapun istilah-istilah yang kiranya perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1.      Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yang berkekuatan.[9]
2.      Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah perbuatan melaksanakan[10]
3.      Bimbingan
Bimbingan adalah bantuan pertolongan yang diberikan individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan dalam hidupnya agar supaya individu atau seorang individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.[11]
4.      Konseling
Konseling adalah bantuan yang diberikan kepada anak didik atau individu dalam menyelesaikan masalah hidupnya melalui  wawancara sehingga tercapai kesejahteraan hidupnya.[12]
Hal ini mengandung pengertian bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs. dalam memberikan layanan harus dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan konsultasi agar pesrta didik mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

5.      Perkembangan Perilaku
Perkembangan adalah proses menuju berkembang yang mengarah pada peningkatan atau kemajuan atau kematangan.[13] Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.[14]
Jadi perkembangan perilaku adalah proses menuju berkembang yang mengarah pada kematanagn tingkah laku anak didik. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud judul skripsi ini adalah bagaimanakah pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan perilaku anak didik di MTs .

D.    Perumusan Masalah

Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1.      Bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs  ?
2.      Bagaimanakah perkembangan perilaku anak didik di MTs?
3.   Adakah pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan perilaku anak didik di MTs .

E.     Tujuan Penulisan Skripsi
 Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah :
1.      Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan dan konseling di MTs .
2.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan perilaku anak didik di MTs .
3.  Untuk mengetahui bagaimana peranan bimbingan konseling dalam ikut serta membentuk perkembangan perilaku anak didik MTs  .

F.     Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara yang mungkin benar dan mungkin juga salah. Dan untuk membuktikan kebenarannya, dibutuhkan penelitian. Menurut M. Nazir hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya pada saat fenomena dikenal dari dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. [15]
Hipotesis penulis dalam penelitian ini dapat diduga adanya hubungan yang signifikan antara peran bimbingan konseling dengan perkembangan perilaku anak didik.

G.    Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan atau kancah, maka menggunakan jenis penelitian field research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
1.      Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian, maka penelitian tersebut merupakan penelitian populasi, atau dengan kata lain populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga.[16]
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa apabila subyek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sedangkan jika obyek penelitiannya 100 atau lebih, maka diambil 10 % - 15 % atau 20 % - 25 % atau lebih.[17] Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100 siswa, maka jumlah populasi diambil semua yaitu 37 siswa. Jadi penelitian ini dinamakan penelitian populasi.
2.  Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.[18] Sedangkan variabel penelitian ini adalah.
1.      Variabel bebas (independent), dengan indikator :
a.       Layanan bimbingan dan konseling.
b.      Membantu siswa yang bermasalah.
2.      Variabel terikat (dependent), dengan indikator :
a.       Perkembangan perilaku anak didik.
b.      Disiplin anak didik dalam mentaati peraturan.
c.       Pengembangan potensi anak didik.
3.      Pengumpulan Data
Dalam penelitian digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :
a.       Library Research (riset kepustakaan)
Penelitian perpustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan macam-macam material yang terdapat di ruang perpustakaan.[19] Artinya tujuan penelitian adalah untuk menggali teori-teori dann konsep yang telah dikemukakan para ahli terdahulu. Mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dari kajian pustaka, teori-teori pendukung untuk digunakan menjadi landasan teori yang berkaitan dengan kajian penelitian.
b.      Field Research (riset Lapangan)
Penelitian lapangan pada hakekatnya merupakan metode untuk menemukan secara khusus dan realitas apa yang terjadi pada suatu saat di tengah obyek penelitian.[20] Untuk memperoleh data penelitian penulis menggunakan metode sebagai berikut :
1)      Metode Observasi
Metode obserrvasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.[21] Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang situasi dan kondisi umum Madrasah Tsanawiyah  .
2)      Wawancara (interview)
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dan terwawancara suatu masalah tertentu.[22] Metode ini akan digunakan untuk memperoleh informasi dari responden pengurus madrasah, Kepala Sekolah, staf guru MTs  tentang gambaran umum Madrasah dan kondisi siswanya.
3)      Angket/ Quesioner
Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan tertulis untuk  diisi oleh responden sesuai dengan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam arti laporan individunya atau hal-hal yang diketahui.[23] Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dari responden seluruh anak didik MTs .
4)      Dokumentasi
Dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dan penyelesaian data dengan observasi tidak langsung. Hal ini dilakukan dengan menggunakan sejumlah besar data yang tersedia seperti kondisi umum sekolah, bagan/struktur organisasi sekolah, kegiatan bimbingan dan konseling, keadaan guru, siswa, karyawan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan variabel penelitian.

4.      Analisis Data

Setelah mendapat data penulis harapkan terkumpul untuk selanjutnya data-data dianalisis sistematis. Sedangkan pengertian statistik sebagaimana dikemukakan oleh Anas Sudjiono adalah data angka yang dapat memberikan gambaran mengenai keadaan, peristiwa akan gejala tertentu.
a.       Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi.[24]
Di dalam analisis pendahuluan ini akan menggambarkan data tentang pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling serta perkembangan perilaku anak didik melalui pemberian angket. Pengolahan angket akan penulis lakukan melalui kegiatan perskoran pada tiap item dari angket responden dengan menggunakan standar sebagai berikut :
1)      Untuk pilihan jawaban a diberi skor 4.
2)      Untuk pilihan jawaban b diberi skor 3.
3)      Untuk pilihan jawaban c diberi skor 2.
4)      Untuk pilihan jawaban d diberi skor 1.
Hasil dari tahap ini dimasukkan dalam tabel distribusi untuk memperoleh gambaran setiap yang dikaji.
b.      Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini merupakan jenis analisis yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Adapun tekniknya dari hasil analisis lebih lanjut dengan menggunakan statistik.
Dalam hal ini pelaksanaan bimbing dan konseling merupakan variabel x dan perkembangan perilaku anak didik merupakan variabel y, maka dapat disimpulkan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan akan menggunakan rumus korelasi product moment angka kasar karena sampel dan jumlah respondennya sehingga teknik perhitungannya berdasar skor aslinya. Adapun rumusnya sebagai berikut :

Keterangan :
rxy    :  Koefisien korelasi product moment x dan y
 x      :  Variabel pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling
y       :  Perkembangan perilaku anak didik
N      :  Jumlah sampel
      :  Sigma jumlah
c.       Analisis Lanjut
Analisis ini merupakan data lebih lanjut dari hasil hasil nilai kualitatif  analisis sebelumnya, yakni membandingkan besarnya “r” observasi “ro” dengan “r” tabel dengan taraf signifikan 1 % dan 5 %. Jika “ro” sama dengan atau lebih besar dari “r”, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, sehingga interpretasinya adalah ada pengaruh yang sedang/ cukup signifikan antara pelaksanaan bimbingan dan konseling dengan perkembangan perilaku anak didik.

H.    Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam penulisan skripsi ini sistematikanya adalah sebagai berikut :
1.      Bagian Muka
Pada bagian muka berisi : halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar dan daftar isi.
2.      Bagian isi
Pada bagian isi ini memuat lima bab yaitu :
Bab I      :  Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penulisan skripsi, hipotesis penulisan, metode penelitian, sistematika penulisan skripsi.
Bab II     :  Landasan Teori
                  Landasan teori ini akan membahas tentang pertama: bimbingan koseling yang meliputi: pengertian, fungsi, tujuan dan asas-asas bimbingan konseling, bidang bimbingan dan konseling, jenis-jenis layanan, faktor-faktor yang mempengaruhi bimbingan dan koseling, teknik bimbingan dan konseling. Kedua: perkembangan perilaku anak yang meliputi pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi, fase perkembangan, tugas-tugas perkembangan perilaku, Ketiga: hubungan antara pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan perilaku anak didik.
Bab III   :  Laporan hasil penelitian yang meliputi :
1.      Gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi letak geografis, sejarah beridirnya, struktur organisasi, keadaan guru/karyawan dan siswa, sarana dan prasarana.
2.      Data hasil penelitian tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap perkembangan perilaku anak didik
Bab IV   :  Analisis Data
                  Dalam bab ini memuat analisis data yang diperoleh dari penelitian yang meliputi analisis pendahuluan, analisis hipotesis, dan analisis lanjutan tentang pengaruh pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam membentuk perkembangan perilaku anak didik.
Bab V     :  Penutup
                  Merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran serta kata penutup.
3.      Bagian Akhir
         Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat pendidikan penulis.


[1]Undang-Undang RI, No. 20, Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3, 2003.

[2]Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 28.

[3]Latipun, Psikologi Koseling, Universitas Muhammadiyah Malang, 2001, hlm. 181.
[4] Dewa Ketut Sukardi, Op. cit, hlm. 1

[5]Syamsu Yusuf, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 209.
[6]Prayitno dan Erma Nanti, Dasar-dasar Bimbingan dan Koseling, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 4.

[7]Utami Munandar, Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 268.
[8] Syamsu Yusuf, Op.cit., hlm.210
[9]WJS. Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1982, hlm. 731.

[10]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1988, hlm. 554.

[11]Bimo Walgito, Bimbingan dan P enyuluhan di Sekolah, Yayasan FPSI UGM Yogyakarta, 1988, hlm. 10.

[12]Soetjipto dan Rafles Kosasi, Profesi Keguruan, Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 63.
[13]Muhibbin Syah, Psikologi  Pendidikan, Rosda Karya, Bandung, 1999, hlm. 14.

[14]Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op.cit. hlm. 755.
[15] M. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, hlm.182.

[16]Masri Singarimbun dan Sapta Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1985, hlm. 108.

[17]Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm. 20.
[18]Moh. Nazir, Op.cit., hlm. 149.

[19]Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Mandor Maju, Bandung, 1990, hlm. 33.
[20]Masri Singarimbun dan Sofian Efendi (Ed), Metode Penelitian Survey, LP3ES, Jakarta, 1989, hlm. 70.

[21]Kartini Kartono, Op.cit., hlm. 32.

[22]Suharsimi Arikunto, Op.cit., hlm. 145.

[23]Ibid., hlm.140.
[24] Sutrisno Hadi, Statistik II, YP Psikologi UGM, Yogyakarta, 1987, hlm.206.

No comments:

Post a Comment