BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Orientasi
pendidikan mengarah pada kemampuan setiap anak didik dalam mengaitkan kualitas
manusia. Hal ini tidak terlepas dari tiga aspek dalam pendidikan yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Tiga hal ini yang menunjang terlaksananya
tiga pilar pendidikan. Tiga pilar tersebut adalah belajar untuk mengetahui,
belajar untuk melakukan, dan belajar untuk hidup bersama.
Keberhasilan
siswa selama ini diukur dari seberapa tinggi prestasi atau keberhasilan belajar
yang dicapai oleh siswa. Hal ini tidak terlepas dari beberapa factor,
diantaranya adalah minat siswa untuk belajar. Misalnya pada pelajaran
matematika yang tidak sedikit siswa kurang berminat mengikutinya.
Matematika
merupakan salah satu pelajaran yang diprioritaskan. Hal ini terbukti dengan
pelajaran matematika selalu diikutkan dalam ujian nasional. Sehingga banyak
lembaga-lembaga bimbingan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam mengikuti
pelajaran ini.
Dalam
pelajaran matematika materi mengurutkan bilangan kelihatannya memang mudah.
Akan tetapi pada kenyataannya dalam pengerjaan evaluasi ternyata hasil yang
dicapai masih kurang memuaskan. Dari 21 Siswa kelas IV di SDN Sumberarum I,
masih ada 12 siswa yang nilainya dibawah standart. Dari analisis penyebab
masalah yang terjadi telah teridetifikasi beberapa penyebabnya.
Pada
kenyataannya tidak semua siswa senang dengan pelajaran matematika. Banyak
factor yang menyebabka hal ini terjadi, diantaranya adalah kemampuan siswa yang
memang rendah, pola atau metode yang dipakai oleh guru kurang tepat dan
sebagainya.
Namun dalam penelitian ini penyebab
yang diprioritaskan adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Dalam
satu kelas terdapat berbagai karakter siswa, ada siswa yang aktif dan ada juga
yang pasif sehingga keberhasilan belajar siswa yang diterima tidak sama. Di SDN
Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro banyak metode-metode yang
diterapkan oleh para guru. Pada kelas IV pada mata pelajaran matematika lebih
sering digunakan metode penugasan individu, yaitu pengerjaan LKS.
Hal
ini dirasa sudah cukup relevan, akan tetapi metode ini akan menimbulkan
kesenjangan, yang pandai akan merasa lebih menguasai dari yang lain, sedangkan
yang kurang atau pasif akan tertinggal.
Untuk
mengatasi hal tersebut, peneliti mencoba untuk menerapkan metode Kerja
Kelompok. Metode ini dimaksudkan untuk merangsang siswa untuk ikut serta aktif
dalam menyelesaikan soal matematika secara benar dalam kelompok secara
bersama-sama.
Berdasarkan
uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu Penelitian
Tindakan Kelas dengan judul “Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung
Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas IV SDN Sumberarum
I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro”
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah di atas
dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu:
1. Apakah metode kerja kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro?
2. Apakah metode kerja kelompok dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro?
3. Bagaimana dampak kegiatan belajar
mengajar menggunakan metode kerja kelompok pada siswa kelas IV di SDN
Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian
ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode kerja kelompok siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
- Meningkatkan prestasi siswa dalam pembelajaran matematika dengan metode kerja kelompok siswa kelas IV di SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro.
D. MANFAAT PENILITIAN
Hasil
penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi pada pihak-pihak yang
bersangkutan yaitu :
1.
Bagi Guru /
Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
seorang guru dapat mengetahui metode kerja kelompok pada saat mengajar yang
disesuaikan dengan karakteristik siswanya.
2.
Bagi Siswa
Dengan
menerapkan metode kerja kelompok, siswa diharapkan dapat meningkatkan
keberhasilan belajarnya. Karena antar siswa dapat bertukar pikiran dalam
mengerjakan soal matematika.
3.
Bagi Lembaga
Penerapan metode kerja kelompok
diharapkan akan menjadi salah satu langkah strategis dalam pengembangan
pembelajaran matematika, sehingga hasilnya dapat memuaskan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN METODE
Metode
adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun
pengertian lain metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan yaitu perubahan – perubahan kepada keadaan yang lebih baik dari
sebelumnya.
Metode
yang digunakan dalam pembelajaran berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Tujuan harus dirumuskan secara jelas, karena tujuan merupakan syarat terpenting
bagi seorang guru untuk memilih metode yang akan digunakan dalam mengajar.
Sedangkan manfaat penggunaan metode dalam pembelajaran adalah untuk menciptakan
kondsi yang sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi edukatif selama belajar
mengajar.
Metode
dalam pembelajaran mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
- Metode sebagai alat ekstrinsik, artinya motif-motif yang aktif dalam fungsinya.
- Metode sebagai strategi artinya teknik dalam penyajian materi.
- Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan, artinya suatu cita-cita yang di capai dalam belajar mengajar.
Metode yang dapat diterapkan dalam
pembelajaran matematika diantaranya adalah :
- Metode diskusi
- Metode tutorial
- Metode Tanya jawab
- Metode kerja kelompok, dll.
Penggunaan metode-metode tersebut
dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya
adalah :
1.
Tujuan yang
berbeda
2.
Latar belakang
individu yang berbeda
3.
Perbedaan situasi
dan kondisi dimana pembelajaran berlangsung
4.
Perbedaan
pribadi dan kemampuan guru
5.
Perbedaan
fasilitas, baik dari segi kualitas maupun kuantitas
1. Metode Kerja
Kelompok
Metode
kerja kelompok merupakan salah satu metode mengajar yang memiliki kadar cara
belajar siswa aktif. Untuk mengenal lebih jauh tentang metode kerja kelompok,
inilah pembahasannya.
Pengertian Metode Kerja Kelompok
Istilah kerja kelompok dapat diartikan
sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan
atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil untuk mencapai
suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu kerja kelompok juga
ditandai oleh :
1.
Adanya tugas
bersama.
2.
Pembagian
tugas dalam kelompok.
3.
Adanya
kerjasama antara anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok.
Berpijak pada pengertian kerja
kelompok seperti dijelaskan pada alinea sebelumnya, maka metode kerja kelompok
dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang menitik beratkan kepada
interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu
kelompok guna menyelesaikan tugas-tugas belajar secara bersama-sama.
Pengertian metode kerja kelompok yang
demikian membawa konsekuensi kepada setiap guru yang akan menggunakannya.
Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar yakin bahwa topic yang
dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang diberikan
kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian tugas
kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok atau
berbeda-beda tapi saling mengisi untuk setiap kelompok.
2.
Tujuan Pemakaian Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok
digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tujuan :
a.
Memupuk
kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa.
b.
Meningkatkan
keterlibatan sosio emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar
mengajar yang diselenggarakan.
c.
Meningkatkan
perhatian terhadap proses dan hasil proses belajar mengajar secara berimbang.
Jenis-jenis
Pengelompokan
Dalam
penerapan metode kerja kelompok, guru dituntut untuk memiliki ketrampilan
melakukan pengelompokan terhadap para siswanya. Ada berbagai cara pengelompokan yang dapat
dilaksanakan oleh guru, yaitu :
a.
Pengelompokan
didasarkan atas ketersediaan fasilitas.
Suatu pengelompokan yang dilakukan
karena fasilitas belajar yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah yang
membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok dibagi berdasarkan jumlah
fasilitas yang tersedia.
b. Pengelompokan atas dasar perbedaan
individual dalam minat belajar.
Pengelompokan ini dilaksanakan
apabila untuk kepentingan perkembangan setiap siswa, dianggap perlu untuk lebih
banyak memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-masing.
c. Pengelompokan
didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.
Pengelompokan dilaksanakan apabila
untuk kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan kemampuan tertentu pada
anggota-anggota kelompok.
d. Pengelompokan
untuk memperoleh dan memperbesar partisipasi siswa sebagai anggota kelompok.
Pengelompokan ini dilaksanakan
oleh guru, jika menganggap partisipasi siswa diperlukan untuk menyelesaikan
tugas. Kelas dapat dibagi dalam kelompok-kelompok yang relative kecil, sehingga
setiap anggota kelompok dapat dijamin kepastiannya terlibat dalam kerja
kelompok.
e. Pengelompokan
atas dasar pembagian pekerjaan.
Pengelompokan ini didasarkan oleh
guru jika dalam satu kelas terdapat beberapa macam tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu yang bersamaan. Setiap kelompok bertanggung jawab
terhadap tugas masingmasing.
Yang menentukan keberhasilan
kerja kelompok yaitu :
a. Tujuan
yang jelas
Kejelasan tujuan yang akan dicapai
sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman oleh setiap anggota kelompok dalam
mengerjakan tugas kelompok. Kejelasan tujuan bagi anggota kelompok akan memacu
tercapainya hasil kerja yang lebih baik. Oleh karena itu dalam setiap kerja
kelompok perlu didahului dengan kegiatan diskusi untuk menentukan kerja apa dan
oleh siapa.
b. Interaksi
anggota kelompok
Dalam kerja kelompok semua tugas
kelompok harus dikerjakan dan diselesaikan secara bersama. Salah atu
persyaratan terjadinya kerja sama yang baik adalah adanya komunikasi yang
efektif antara anggota kelompok. Keefektifan komunikasi antara anggota kelompok
akan tercapai apabila ada hubungan yang baik antar anggota kelompok.
c. Kepemimpinan
kelompok
Dalam suatu kelompok diperlukan
seseorang yang mengatur pembagian tugas, mengatur komunikasi antar anggota dan
mengatur penyelesaian tugas kelompok secara bersama-sama.Berarti dalam kelompok
membutuhkan seorang pemimpin. Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu
menciptakan hubungan emosional kekeluargaan antar anggota kelompok dan mengenal
sifat kepribadian anggotanya. Pemimpin kelompok akan mempengaruhi keberhasilan
penyelesaian tugas kelompok.
d. Suasana
kerja kelompok
Tujuan yang jelas, tugas yang
jelas, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik akan berpengaruh
terhadap suasana kerja dalam kelompok. Suasana kerja kelompok dipengaruhi oleh
motivasi kelompok, hubunagn kekeluargaan anggota kelompok, kecerdasan
perseorangan anggota kelompok dll.
e. Tingkat
kesulitan tugas.
Semakin sulit tugas yang harus
diselesaikan kelompok, semakin kecil peluang keberhasilan dari kelompok.
Tingkat kesulitan tugas seharusnya disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa
yang akan menyelesaikan tugas, yaitu sesuai dengan fisik maupun psikis siswa.
Peran guru dalam pemakaian
metode kerja kelompok meliputi :
a. Guru
sebagai pengelola atau manager yaitu membantu siswa mengorganisasikan diri,
mengatur tempat duduk dan bahan-bahan yang diperlukan.
b. Guru
sebagai pengamat atau observer yaitu untuk mengamati dinamika kelompok,
sehingga guru dapat mengarahkan dan membantunya bila diperlukan.
c. Guru
sebagai pemberi saran yaitu untuk memberikan saran kepada kelompok tentang penyelesaian
tugas kelompok bila diperlukan.
d. Guru
sebagai penilai yaitu untuk menilai proses dan hasil kerja kelompok
Keempat peran guru dalam
kerja kelompok hendaknya dilaksanakan guru secara berimbang, karena
keberhasilan guru dalam melaksanakan peran-peran ini akan menentukan
keberhasilan kerja kelompok.
3. Prosedur
pemakaian metode kerja kelompok
Prosedur pemakaian metode
kerja kelompok:
1.
Pemilihan topic atau tugas kerja kelompok
Pemilihan topic atau tugas yang
merupakan langkah awal pemakaian metode
kerja kelompok dapat dilaksanakan oleh guru dengan jalan :
` Memilih dan menetapkannya
sendiri dan
` Memilih dan menetapkannya dengan
siswa.
2. Pembentukan
Kelompok Sesuai Tujuan.
Tahapan ini meminta kepada guru untuk
membagi kelas menjadi kelompok-kelompok sesuai tujuan yang ingin dicapai
melalui kerja kelompok.
10
3. Pembagian
topic atau tugas yang harus dikerjakan oleh kelompok.
Tahapan ini meminta kepada guru untuk
memberitahukan topic atau tugas untuk tiap-tiap kelompok, dimana topik atau
tugas yang diberitahukan harus jelas bagi kelompok.
4. Proses
kerja kelompok
Pada tahap ini setiap kelompok
melaksanakan :
` Pengenalan terhadap tugas atau topic
yang diberikan oleh guru.
` Pemahaman terhadap tugas atau topic
kelompok.
` Pelaksanaan atau penyelesaian tugas.
5. Pelaporan
hasil kerja kelompok
Setelah semua kelompok menyelesaikan
tugasnya, maka mereka berkewajiban melaporkan hasil kerja mereka.
6. Penilaian
pemakaian metode kerja kelompok
Berdasarkan proses kerja kelompok dan
hasil kerja kelompok guru melakukan penilaian pemakaian metode kerja kelompok.
4. Kelebihan dan kekurangan Metode Kerja
Kelompok.
Dalam menerapkan metode kerja
kelompok ini, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangannya yaitu :
a.
Kelebihannya.
1. Dapat meningkatkan kualitas
kepribadian siswa dalam hal saling menghargai dan toleansi terhadap pendapat
orang lain, berfikir kritis, disiplin.
2. Menumbuhkan
semangat persaingan yang positif, karena dalam kelompok masing-masing siswa
akan lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam belajar.
3. Menanamkan
rasa persatuan dan rasa solidaritas yang tinggi, sebab anak yang pandai dalam
kelompoknya akan membantu temannya yang kurang darinya demi kelompoknya.
11
b. Kekurangannya.
1. Memerlukan persiapan yang agak
rumit.
2. Memungkinkan
adanya persaingan yang negative baik antar individu dalam kelompokmaupun antar
kelompok.
B. PRESTASI BELAJAR
1. Pengertian Prestasi Belajar.
Prestasi
belajar mempunyai pengertian sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, namun
kedua kata tersebut saling berkaitan.
Dalam
kamus Bahasa Indonesia pengertian prestasi adalah hasil pelajaran yang telah
diperoleh dari kegiatan sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan
melalui pengukuran dan penilaian.
Dari
pengertian tentang prestasi di atas mempunyai makna yaitu hasil yang dicapai
dari suatu kegiatan.
Belajar
adalah suatu roses dalam diri indiidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku secara keseluruhan, sebagaimana hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari
pernyataan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil
yang dicapai atau diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan
diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar.
2. Prinsip-prinsip
Prestasi Belajar
Prinsip-prinsip prestasi belajar
dapat diidentifikasi sebagai berikut
a.
Dalam belajar
setiap siswa harus diusahakan aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk
mencapai tujuan.
b.
Belajar
bersifat keseluruhan dan materi harus memiliki struktur penyajian sederhana,
sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
c.
Belajar harus
dapat menimbulkan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan.
12
d.
Belajar itu
proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya.
e.
Belajar adalah
proses organisasi, adaptasi, dan eksplorasi.
f.
Belajar harus
dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang
harus dicapai.
g.
Belajar
memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar tenang.
h.
Belajar
memerlukan lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengetahui kemampuan
bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
i.
Belajar perlu
ada interaksi siswa dengan lingkungan.
j.
Belajar adalah
hubungan antara pengertian yang satu dengan yang diharapkan stimulus yang
diberikan menimbulkan respon yang diharapkan.
k.
Repetisi dala
proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian atau sikap itu
mendalam pada siswa.
3. Faktor – factor yang mempengaruhi prestasi
belajar.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu : Faktor intern dan factor ekstern.
Faktor intern adalah factor yang ada dalam individu yang sedang belajar.
Sedangkan factor ekstern adalah faktoryang ada di luar individu.
Faktor
Intern :
` Faktor Jasmaniah : kesehatan, cacat
tubuh
` Faktor Psikologis : Intelegensi, perhatian, bakat, minat,
kesikapan.
` Faktor kelelahan.
Faktor
ekstern :
` Faktor keluarga
` Factor sekolah
` Faktor masyarakat.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sumberarum I Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro dengan jumlah siswa 21.
B. Prosedur Penelitian
1. Perencanaan
Tindakan
Dalam
penelitian ini dipakai model siklus yang dilakukan berulang-ulang. Sehingga
diharapkan akan semakin menunjang peningkatan dan mencapai hasil yang optimal.
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan ini adalah :
1.
Observasi
2.
Konsultasi
masalah dengan kegiatan mengajar
3.
Identifikasi
masalah dengan kegiatan mengajar
4.
Merumuskan
metode yang sesuai dengan pembelajaran.
5.
Melakukan
pemilihan metode yang sesuai karakter siswa
6.
Melaksanakan
tindakan kelas
Penelitian
ini dilaksanakan selama empat kali pertemuan di kelas IV SDN Sumberarum I
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 26 sampai 29 Agustus 2008.
2. Pelaksanaan
Tindakan
Adapun
tindakan yang dilakukan selama pertemuan berlangsung adalah :
1.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran
2.
Menyampaikan
materi secara singkat
3.
Menerapkan
metode kerja kelompok yang telah dipilih dalam pembelajaran matematika.
14
3. Observasi
Dalam
penelitian ini peneliti melakukan pengamatan dengan mengambil data belajar dan
kinerja siswa, yaitu :
a.
Kegiatan siswa
selama pembelajaran
b.
Kreatifitas
dan keaktifan siswa baik individu maupun kelompok.
4. Analisis
Data dan Refleksi
Data
yang diperoleh dalam penelitian ini, nantinya dianalisis untuk memastikan bahwa
metode kerja kelompok dapat meningkatkan keberhasilan siswa dalam pembelajaran
matematika.
Dalam
menganalisis data akan digunakan teknik yang sesuai dengan tujuan yang ada dan
yang akan dicapai. Yaitu siswa akan memperoleh ilmu pengetahuan yang berharga.
Karena dengan diterapkannya metode kerja keompok mereka dapat menemukan hasil
temuan mereka sendiri secara kelompok. Sehingga pada akhirnya dapat
meningkatkan keberhasilan belajar.
C. Siklus Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini hanya ada dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan,
hal ini sesuai dengan materi pembelajaran yaitu mengurutkan bilangan.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian dalam hal
ini menjadi instrument utama atau kunci, dimana peneliti sebagai pengumpul data
juga sebagai perencana dan pelaksana tindakan kelas. Sehingga peneliti terlibat
langsung dalam kegiatan belajar mengajar.
Instrumen
lain yang menjadi pendukung adalah lembar observasi kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Observasi
Observasi atau pengamatan langsung
dilaksanakan ketika peneliti mengajar dengan menerapkan metode kerja kelompok.
Sehingga peneliti memperoleh gambaran tentang suasana kelas dan kondisi siswa.
2. Partisipatif
Partisipatif maksudnya adalah penelitian
terlibat langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang diinginkan.
3. Pengukuran
Hasil Belajar
Data yang diperoleh di lapangan akan
diukur dengan menggunakan prosentase banyaknya siswa yang berhasil dalam
belajarnya. Dengan membandingkan peningkatan nilai yang diperoleh dalam
mengerjakan tugas. Baik secara individu maupun kelompok.
Penelitian
yang dilaksanakan dalam dua kali ini mengambil topic “Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa terhadap Mata Pelajaran Matematika
Materi Operasi Hitung Bilangan Melalui Penerapan Metode Kerja Kelompok Siswa
Kelas IV SDN Sumberarum I Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro”
Dengan
menerapkan metode ini siswa akan lebih aktif belajar. Diharapkan nanti siswa
dapat melakukan penyesuaian social, saling belajar mengenal sikap ketrampilan
dalam kerja sama. Sehingga dapat menghilangkan adanya penderitaan siswa akibat
kesendirian atau keterasingan, membangun persahabatan yang nantinya dapat
meningkatkan keberhasilan belajar siswa dan prestasinya.
BAB
IV
SHASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas IV Semester I SDN Sumberarum I Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro. Pemilihan subyek penelitian dengan non random
sampling didasarkan pada hasil evaluasi yang dilakukan pada tes-tes sebelumnya.
Data analisis hasil belajar siswa kelas IV Semester I SDN Sumberarum I
Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa
kurang baik dan kurang maksimal karena siswa kurang motifasi belajar dan kurang
aktif terlibat dalam pembelajaran.
Tabel 4.1
Daftar Subyek
Penelitian Kelas IV SDN Sumberarum I
No
|
Nama
|
L/P
|
No
|
Nama
|
L/P
|
1.
|
Sylla
Ayu Kusuma
|
P
|
12.
|
Roham
Setyo Budi
|
L
|
2.
|
M.Syaiful
Ulum D.S.
|
L
|
13.
|
Yayuk
Anggaini
|
P
|
3.
|
Nuri
Wahyu .P.
|
P
|
14.
|
Seti
Kusuma Sari
|
P
|
4.
|
Riki
Hermawan
|
L
|
15.
|
Wahyu
Puji .H.
|
L
|
5.
|
Anisa
Harnum
|
P
|
16.
|
Okta
Aldianto
|
L
|
6.
|
Dewi
Apriana
|
P
|
17.
|
Fitriana
|
P
|
7.
|
Diana
Kusuma .W.
|
P
|
18.
|
Eka
|
P
|
8.
|
Sius
Wicaksono
|
L
|
19.
|
Dwi
Agung .L.
|
L
|
9.
|
M.Gangsar
Rokimin
|
L
|
20.
|
Melinda
|
P
|
10.
|
Denik
Puspita Arum
|
P
|
21.
|
Andi
Rifki
|
L
|
11.
|
Veri
Arvian
|
L
|
|
|
|
2.
Pelaksanaan Penelitian
Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam pembelajaran matematika,
peneliti mencoba memperbarui strategi mengajar melalui pendekatan dengan metode
kerja kelompok.
Penelitian
Tindakan Kelas ini dilakukan oleh peneliti sekaligus sebagai guru kelas IV dari
awal sampai berakhirnya penelitian. Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini
mengikuti model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Tonggart ( dalam madya 1994 )
yaitu siklus spiral. Yang terdiri atas 4 komponen yaitu : rencana tindakan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilaksanakan selama 2
siklus.
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan tindakan
Sebelum
melaksanakan penelitian tindakan kelas peneliti melakukan perencanaan sebagi
berikut.
a. Penentuan Kompetensi Dasar
b. Perumusan Indikator
c. Perumusan Alternatif pembelajaran
d. Materi Pelajaran
e. Rumusan Soal-soal latihan
b. Pelaksanaan Siklus Pertama.
Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disiapkan. Pembelajaran dilakukan dalam waktu 2 x 40 menit. Dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
Tahap
Awal
- Presensi siswa
- Mengarahkan siswa dengan menunjukkan
bilangan dari yang terkecil.
- Menginformasikan kepada siswa
mengurutkan bilangan dari yang terkecil atau terbesar.
Tahap
Inti
- Menjelaskan secara singkat mengenai
materi mengurutkan bilangan dari yang terkecil atau terbesar.
- Guru memberi contoh disertai caranya.
- Guru menunjuk beberapa siswa untuk
mengerjakan soal di depan.
- Kemudian guru memberikan soal yang
ditulis di papan untuk dikerjakan siswa secara individu.
- Sambil menunggu siswa mengerjakan, guru
berkeliling mengamati.
- Setelah siswa selesai mengerjakan guru
menyuruh siswa untuk mengumpulkan dan mengoreksinya satu persatu.
Tahap
akhir
- Mengadakan refleksi bersama-sama siswa
terhadap tugas yang telah dikerjakan.
- Memberi tugas PR individu.
- Salam penutup
c. Observasi siklus I
Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pelajaran
matematika. Sehingga hasil dari tugas yang dikerjakan kurang memuaskan.
Temuan
dalam tahap ini adalah :
a. Dalam memahami mengurutkan bilangan dari yang
terkecil atau sebaliknya 9 siswa bisa / betul semua, dan 12 siswa tidak bisa
mengerjakan dengan benar.
b. Dalam menyelesaikan soal latihan tentang
materi mengurutkan bilangan :
- 6 Siswa dapat menyelesaikan 10 soal
latihan betul semua.
- 3 siswa dapat menyelesaikan 10 soal
latihan dengan kesalahan
2
soal.
- 5 siswa dapat menyelesaikan 10 soal
latihan dengan kesalahan
4
soal.
- 4 siswa dapat menyelesaikan 10 soal
latihan dengan kesalahan
5
soal
- 3 siswa dapat menyelesaikan 10 soal
latihan dengan 3 jawaban
Soal yang benar.
c. Menemukan jawaban dengan benar
Setelah memeriksa hasil dan mengoreksi
latihan bersama-sama, siswa dapat menyelesaikan soal latihan dengan benar
melalui bimbingan guru dengan kecepatan berbeda-beda.
d. Refleksi
Siklus 1
Tujuan
diterapkannya metode pemberian tugas individu ini adalah untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Di dalam mengerjakan tugas secara individu diharapkan
siswa dapat menemukan langkah penyelesaian soal. Sehingga pekerjaannya nantinya
akan menjadi lebih berharga.
Berdasarkan
pengamatan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran masih ditemukan 57%
siswa dari seluruh siswa berjumlah 21 yang belum aktif. Dengan demikian masih
perlu dilakukan percobaan/ pengamatan serta metode lain untuk mengaktifkan siswa.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Sebelum
melaksanakan penelitian tindakan kelas peneliti melakukan perencanaan sebagi
berikut.
a. Penentuan Kompetensi Dasar
b. Perumusan Indikator
c. Perumusan Alternatif pembelajaran
d. Materi Pelajaran
e. Rumusan Soal-soal latihan
b. Pelaksanaan Siklus Kedua.
Pelaksanaan
pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah
disiapkan. Pembelajaran dilakukan dalam waktu 2 x 40 menit. Dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
Tahap
Awal
- Presensi siswa
- Apersepsi
Tahap
Inti
- Menjelaskan secara singkat materi mengenai
materi mengurutkan bilangan.
- Guru memberi contoh disertai caranya.
- Guru membentuk kelompok siswa menjadi 4
kelompok.
- Guru memberikan tugas berupa kartu bilangan pada
masing-masing kelompok untuk diurutkan dan memberi durasi waktu untuk
mengerjakan dalam kelompok masing-masing.
- Sambil menunggu pekerjaan siswa, guru
berkeliling mengamati setiap kelompok.
- Guru memberi kesempatan pada satu anak tiap kelompok
secara bergantian maju ke depan untuk menempelkankartu bilangan pada kotak
bilangan secara urut sampai selesai.
- Untuk memberi semangat pada siswa, guru
mengumumkan bagi kelompok yang tercepat menyelesaikan tugas dan hasilnya benar
akan mendapat nilai bagus dan hadiah
Tahap
akhir
- Mengadakan refleksi bersama-sama siswa
terhadap tugas yang telah dikerjakan.
- Memberi tugas PR individu.
- Salam penutup
c. Observasi siklus 2
Hasil
pada siklus ini nampak bahwa siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti
pelajaran dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
Peningkatan
keberhasilan belajar siswa terlihat dari aktivitas siswa selama berlangsungnya
pembelajaran di kelas. Siswa cenderung lebih antusias dan aktif dan nilai tugas
juga mengalami peningkatan.
Pengamatan
terhadap aktifitas dan prestasi belajar pada kegiatan siklus II yang dilakukan
secara kelompok siswa kelas IV tentang mengurutkan bilangan dapat diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 4.2
Distribusi hasil kerja kelompok
siswa kelas IV SDN Sumberarum I
Kecamatan Dander Kabupaten
Bojonegoro.
No
|
Nama
|
Nilai
|
1.
|
Sylla
Ayu Kusuma
|
100
|
2.
|
M.Syaiful
Ulum D.S.
|
100
|
3.
|
Nuri
Wahyu .P.
|
100
|
4.
|
Riki
Hermawan
|
100
|
5.
|
Anisa
Harnum
|
100
|
6.
|
Dewi
Apriana
|
100
|
7.
|
Diana
Kusuma .W.
|
100
|
8.
|
Sius
Wicaksono
|
100
|
9.
|
M.Gangsar
Rokimin
|
100
|
10.
|
Denik
Puspita Arum
|
100
|
11.
|
Veri
Arvian
|
70
|
12.
|
Roham
Setyo Budi
|
70
|
13.
|
Yayuk
Anggaini
|
70
|
14.
|
Seti
Kusuma Sari
|
70
|
15.
|
Wahyu
Puji .H.
|
70
|
16.
|
Okta
Aldianto
|
80
|
17.
|
Fitriana
|
80
|
18.
|
Eka
|
80
|
19.
|
Dwi
Agung .L.
|
80
|
20.
|
Melinda
|
80
|
21.
|
Andi
Rifki
|
80
|
Jumlah
|
1.855
|
|
Rata-rata
|
88.3
|
Data
tersebut didistribusikan berdasarkan perolehan hasil evaluasi belajar secara
kelompok dalam melakukan kegiatan belajar dengan strategi pembelajaran
menggunakan metode kerja kelompok. Adapun data yang diperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Prosentase hasil
belajar siswa kelas IV
SDN Sumberarum I Kecamatan Dander
Kabupaten Bojonegoro
No
|
Nilai
|
Frekwensi
|
Frekwensi
%
|
Kategori
Prestasi
|
1.
|
100
|
10
|
47.6%
|
Sangat Baik
|
2.
|
90
|
-
|
-
|
Baik
|
3.
|
80
|
6
|
28.5%
|
Cukup Baik
|
4.
|
70
|
5
|
23.8%
|
Cukup
|
5.
|
60
|
-
|
-
|
Kurang
|
d. Refleksi siklus 2
Dalam
pembelajaran matematika dengan metode kerja kelompok dapat menumbuhkan dan
meningkatkan semangat belajar siswa.
Dari
hasil observasi dari siklus ke dua ini, maka terdapat beberapa hal yang dilihat,
yaitu :
a.
Pemahaman
siswa terhadap materi tentang mengurutkan bilangan sudah baik, dibuktikan
dengan hasil belajar 21 siswa mendapat nilai 70 ke atas.
b.
Upaya
meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi melalui metode kerja kelompok
menunjukkan hasil yang memuaskan, terbukti dari aktifitas siswa dalam
pembelajaran seluruh siswa 100% aktif, sehingga prestasi belajar siswa
meningkat.
B.
PEMBAHASAN
Pada
pembahasan ini, peneliti melampirkan daftar nilai/ hasil evaluasi kelas IV pada
pembelajaran matematika yang disertai dengan lembar observasi pada saat proses
belajar mengajar berlangsung.
Hasil
analisis berdasarkan ketentuan belajar dapat diuraikan sebagai berikut :
-
Dalam
mengerjakan tugas secara kelompok dirasa sudah cukup bagus, karena tiap
kelompok memperoleh nilai di atas rat-rata.
-
Berdasarkan
hasil analisis maka pembelajaran dengan metode kerja kelompok dapat membantu
meningkatkan prestasi siswa.
-
Dari
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Nampak bahwa siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti
pelajaran serta dalam mengerjakan tugas dalam kelompok. Sehingga metode kerja
kelompok dapat dikatakan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran matematika.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian, metode Tanya Jawab yang diterapkan dalam proses belajar
mengajar dapat membantu siswa dalam belajar PKn, khususnya pada materi Pemerintahan
Desa. Hal ini terbukti dengan keantusiasan dan keaktifan siswa dalam berlomba-lomba
menjawab pertanyaan.
Metode
ini diterapkan setiap kali proses belajar mengajar berlangsung sehingga
keberhasilan belajar siswa dapat tercapai. Bentuk Tanya jawab yang didapat oleh
siswa adalah cara atau teknik menginngat suatu materi agar tidak mudah hilang
karena sering ditanyakan. Dengan metode Tanya jawab diharapkan siswa akan
termotivasi untuk belajar, agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.Sehingga
keberhasilah dalam pembelajaran akan tercapai.
B.
Saran
Berdasarkan
kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan :
- Bagi guru sebagai tenaga pendidik, sebaiknya metode tanya jawab seringlah diterapkan dalam proses belajar mengajar khususnya dalam meta pelajaran hafalan seperti IPS,PKn dan sebagainya yang memerlukan daya ingat yang kuat.
- Guru hendaknya menguasai materi, sehingga profesionalis seorang guru dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
- Kesabaran seorang guru sangat diperlukan dalam membimbing siswa yang kurang mampu mengikuti pelajaran,khususnya pelajaran hafalan seperti PKn.
DAFTAR PUSTAKA
Alipande, Imansjah,1984. Didaktik
Metodik Pendidikan Umum, Surabaya
: Usaha Nasional.
Daryanto,Drs.1983.Teknik,Metode dan
Satuan Pelajaran dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Tarsito
Imtan rus ernawati,2004.Pendidikan
Kewarga Negaraan Kelas 4,Surabaya,Depdiknas.
A.Waliman,2005.Pendidikan Kewarga
Negaraan Kelas 4,Surabaya.
M.Arifin,M.Ag.2008.Modul PKn Kelas 4,Surabaya,Depdiknas.
No comments:
Post a Comment