BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah.
Tercapainya tujuan Pendidikan di
Indonesia tidak dapat terlepas dari peran guru , siswa , masyarakat maupun
lembaga terkait lainnya. Sebagai salah satu upaya peningkatan kwalitas
pendidikan menuju tercapainya tujuan tersebut perlu disampaikan suatu upaya
perbaikan sistim pembelajaran inovatif
yang merangsang siswa untuk mencintai yang akhirnya mau mempelajari secara
seksama terhadap suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sejarah dalam
konsep umum seringkali dipandang sebagai mata pelajaran hafalan yang
membosankan hal tersebut dapat kita ihat
dari adanya ketidak tuntasan siswa kelas
X saat ulangan harian pada masing-masing kompetensi dasar, sehingga para guru
sejarah harus mulai mengembangkan sistim pembelajaran inofativ untuk
membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran sejarah.
Hal tersebut yang mendorong
penulis untuk melakukan penelitian yang diberi judul “ METODE TEHNIK MENCARI PASANGAN SEBAGAI
UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI
SMA NEGERI 2 XXX “
- Identifikasi masalah.
Identifikasi masalah merupakan
interpretasi guru :
a.
Siswa mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh metode yang
disampaikan oleh guru.
b. Kesulitan belajar
siswa nampak pada menurunnya motivasi belajarnya
c. Menurunnya motivasi
siswa menyebabkan hasil penilaian siswa yang
diperoleh kurang maksimal
C. Perumusan Masalah.
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut,
maka dapat
dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
Apakah Metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan motivasi
hasil belajar siswa ?
2.
Seberapa jauh metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan
motivasi
hasil belajar siswa ?.
- Tujuan dan kegunaan penelitian.
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui perubahan hasil belajar siswa setelah
menggunakan metode tehnik berpasangan.
b. Untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan metode tehnik
berpasangan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri
2.
Kegunaan Penelitian.
a. Untuk
meningkatkan Prestasi belajar siswa khususnya kelas X.
b. Mengembangkan metode pembelajaran
Cooperatif Learning sehingga
pembelajaran sejarah tidak monoton.
c.
Memberikan motivasi guru untuk menerapkan metode pemelajaran
terpadu
d. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan
Nasional.
- Ruang lingkup penelitian.
Ruang lingkup penelitian ini di
dalam penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1.
Daerah penelitian atau populasi di
dalam penelitian ini adalah siswa
Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx.
2.
Aspek-aspek yang diteliti adalah :
a. Metode
tehnik mencari pasangan
b. Motivasi
hasil belajar siswa.
- Strategi pendekatan Metodologi .
1. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatip / Inferensial dengan daerah
generalisasi Sekolah
Menengah Atas Negeri 2 Xxx.
2. Masalah yang akan diteliti adalah apakah Metode
tehnik mencari
pasangan dapat
meningkatkan motivasi hasil belajar siswa.
- Hipotesis.
Menurut
Sutrino Hadi (1982) Hipotesis adalah pernyataan yang masih
lemah kebenarannya
dan perlu dibuktikan..
Ha : Metode Tehnik mencari pasangan dapat
meningkatkan
motivasi
hasill belajar siswa pada mata pelajaran sejarah
kelas X di SMA Negeri 2 Xxx.
Ho
: Metode mencari pasangan tidak dapat
meningkatkan motivasi
hasil belajar siswa pada mata
pelajaran sejarah kelas X
di SMA Negeri 2 Xxx.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian tehnik mencari pasangan.
Tehnik menurut kamus WJS Poerwodarminto
adalah Metode atau sistim dalam
mengerjakan sesuatu ( 1158 ) Sedangkan Tehnik mencari pasangan ( make-A Match)
menurut Loma Curan 1994 : adalah suatu
cara untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mencari pasangannya sesuai
dengan topik yang digunakan saat itu dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Guru menyiapkan
beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocock untuk sesi
review. Satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.
Setiap siswa mendapat satu kartu
3.
Setiap siswa memikirkan jawaban
dari kartu yang dipegangnya.
4.
Setiap siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
5.
Setiap siswa dapat mencocokan
kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6.
sisiwa mempresentasikan hasil
jawabannya.
Menurut Anita Lie tahun 1999 dalam
buku Cooperati Learning : menyebutkan bahwa tehnik mencari
pasangan merupakan salah satu bentuk tehnik pembe lajaran gotong royong dengan
berpusat pada aktivitas siswa serta menghilangkan dominasi guru danmenggunakan
berbagai macam metode secara terpadu.
2.2. Metode Mengajar.
Menurut
Prof.DR. Winarno Surakhmad :metode
adalah cara yang sebaik baiknya mencapai tujuan. Sedangkan mengajar adalah
suatu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistimatis terarah pada
perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.
Perubahan yang
dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang harus
dilalui. Tanpa proses itu
perubahan tidak mungkin terjadi jika tanpa proses tujuan tak dapat dicapai dan
proses yang dinaksud disni adalah proses
pendidikan atau proses educatif.
Dalam strategi pembelajaran
komponen yang paling dominan adalah pendekatan dan metode pembelajaran
Atas dasar
pendekatan dan metode inilah, guru menyusun strategi dan langkah langkah
penyampaian materi pembeajaran untuk mencapai tujuan.
Pelaksanaan
pembelajaran atau proses pembelajaran merupakan proses transaksional untuk
mengembangkan potensai siswa secara aktif dan kreatifseoiptimal mungkin agar
terwujud aktivitas dan kreativitas siswa selama proses pembelajaran perlu
mempertahankan motivasi belajarnya. Untuk itu proses pembelajaran dibuat
penggalan-penggalan kegiatan yaitu pendahuluan , inti dan penutup
Kegiatan
pendahuluan untuk menarik perhatian siswa sehingga mereka termotivasi secara
aktif dan kreatif pada kegiatan berikutnya, maka yang perlu dilakukan antara
lain : menunjukkan essensi tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran ,
mendiskripsikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan menunjukkan manfaat
apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari atau menunjukkan manfaat
apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari materi itu bagi
kepentingannya sehari-sehari.
Penilaian Hasil Belajar
Penilaian atau evaluasi
adalah seluruh alat atau sarana yang digunakan disekolah untuk mengukur kinerja
siswa secara formal, baik berupa kuis, tes, evaluasi tertulis dan pemberian
nilai/grades ( Slavin,1994,486 ).
Didalam Kurikulum berbasis
Kompetensi dijelaskan tentang evaluasi yaitu penentuan nilai suatu progrtam dan
penentuan pencapaian tujuan suatu program.
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek
tertentu berdasarkan sustu criteria tertentu.
Sedangkan proses pemberian nilai dapat saja
berbentuk interpretasi yang diakhiri dengan Judgement. Keduanya merupakan tema
penilaian yang membandingkan antara criteria dan kenyataan dalam konteks
situasi tertentu. Atas dasar itulah maka kegiatan penilaian selalauada obyek
atau program, ada criteria dan ada interpretasi/ Judgement ( Nana Sudjana, 2004
; 3 ).
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan criteria tertentu.
Jika dihubungkan dengan pandangan diatas, dimana penilaian selalu ada obyek
yang dinilai dalam konteks ini tentunya yang dimaksud dengan obyek disini
adalah hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa seringkali dihubungkan dengan
perubahan tingkah laku yang dalam arti luas mencakup bidang kognitif, afektif
dan psikomotorik . Lebih jauh penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk
memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan
guru dalam mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Sekali lagi penilain dalam pembelajaran merupakan
bagian integral dari proses belajar mengajar itu sendiri dimana hubungan dengan
metode dan tujuan pembelajaran sangat erat.
Terima kasih...,
ReplyDelete