Terima Kasih Atas Kunjungan Anda di Blog Kami

Saturday, 5 May 2012

PTK : METODE TEHNIK MENCARI PASANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 2 XXX


BAB  I
 PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah.
      Tercapainya tujuan Pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran guru , siswa , masyarakat maupun lembaga terkait lainnya. Sebagai salah satu upaya peningkatan kwalitas pendidikan menuju tercapainya tujuan tersebut perlu disampaikan suatu upaya perbaikan sistim pembelajaran  inovatif yang merangsang siswa untuk mencintai yang akhirnya mau mempelajari secara seksama terhadap suatu mata pelajaran.
Mata pelajaran sejarah dalam konsep umum seringkali dipandang sebagai mata pelajaran hafalan yang membosankan  hal tersebut dapat kita ihat dari adanya ketidak tuntasan  siswa kelas X saat ulangan harian pada masing-masing kompetensi dasar, sehingga para guru sejarah harus mulai mengembangkan sistim pembelajaran inofativ untuk membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran sejarah.

Hal tersebut yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian yang diberi judul  “ METODE TEHNIK MENCARI PASANGAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 2 XXX 


  1. Identifikasi masalah.
Identifikasi masalah merupakan interpretasi guru :
      a. Siswa mengalami kesulitan belajar yang disebabkan oleh metode yang
          disampaikan oleh guru.
            b. Kesulitan belajar siswa nampak pada menurunnya motivasi belajarnya
            c. Menurunnya motivasi siswa menyebabkan hasil penilaian siswa yang
                diperoleh kurang maksimal

C. Perumusan Masalah.
           Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut, maka dapat
     dirumuskan masalah  sebagai berikut :
     1. Apakah Metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan motivasi
         hasil belajar siswa  ?
     2. Seberapa jauh metode tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan
        motivasi hasil belajar siswa ?.

  1. Tujuan dan kegunaan penelitian.
      1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui  perubahan hasil belajar siswa setelah 
     menggunakan  metode tehnik  berpasangan.
            b. Untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan  metode tehnik
                 berpasangan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri
     2. Kegunaan Penelitian.
   a. Untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa khususnya kelas X.
   b. Mengembangkan metode pembelajaran Cooperatif Learning sehingga
       pembelajaran sejarah tidak monoton.
   c. Memberikan motivasi guru untuk menerapkan metode pemelajaran
       terpadu       
              d. Menunjang tercapainya tujuan pendidikan Nasional.
     
  1. Ruang lingkup penelitian.
            Ruang lingkup penelitian ini di dalam penelitian ini dapat dijelaskan 
            sebagai berikut :
1.      Daerah penelitian atau populasi di dalam penelitian ini adalah siswa
Kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx.
2.      Aspek-aspek yang diteliti adalah :
a. Metode tehnik mencari pasangan
b. Motivasi  hasil belajar siswa.
     
  1. Strategi pendekatan Metodologi .

1. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatip / Inferensial dengan daerah
    generalisasi Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Xxx.
2. Masalah yang akan diteliti adalah apakah Metode tehnik mencari
                pasangan dapat meningkatkan motivasi hasil belajar siswa.

  1. Hipotesis.
Menurut Sutrino Hadi (1982) Hipotesis adalah pernyataan yang masih
lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan..
            Ha             :  Metode Tehnik mencari pasangan dapat meningkatkan
                                 motivasi hasill belajar siswa pada mata pelajaran sejarah
                                 kelas X  di SMA Negeri 2 Xxx.
            Ho             :  Metode mencari pasangan tidak dapat meningkatkan motivasi 
               hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah  kelas X
              di SMA Negeri 2 Xxx. 





BAB  II
KAJIAN PUSTAKA

       2.1. Pengertian tehnik mencari pasangan.

Tehnik menurut kamus WJS Poerwodarminto adalah  Metode atau sistim dalam mengerjakan sesuatu ( 1158 ) Sedangkan Tehnik mencari pasangan ( make-A Match) menurut Loma Curan 1994  : adalah suatu cara untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mencari pasangannya sesuai dengan topik yang digunakan saat itu dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1.      Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocock untuk sesi review. Satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.      Setiap siswa mendapat satu kartu
3.      Setiap siswa memikirkan jawaban dari kartu yang dipegangnya.
4.      Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
5.      Setiap siswa dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin
6.      sisiwa mempresentasikan hasil jawabannya.

             Menurut Anita Lie tahun 1999 dalam buku Cooperati Learning  :              menyebutkan bahwa tehnik mencari pasangan merupakan salah satu bentuk tehnik pembe lajaran gotong royong dengan berpusat pada aktivitas siswa serta menghilangkan dominasi guru danmenggunakan berbagai macam metode secara terpadu.
      
       2.2. Metode Mengajar.
             
Menurut Prof.DR. Winarno Surakhmad :metode adalah cara yang sebaik baiknya mencapai tujuan. Sedangkan mengajar adalah suatu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistimatis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.
             
Perubahan yang dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang harus  
dilalui. Tanpa proses itu perubahan tidak mungkin terjadi jika tanpa proses tujuan tak dapat dicapai dan proses yang dinaksud disni adalah  proses pendidikan atau proses educatif.
Dalam strategi pembelajaran komponen yang paling dominan adalah pendekatan dan metode pembelajaran
          
Atas dasar pendekatan dan metode inilah, guru menyusun strategi dan langkah langkah penyampaian materi pembeajaran untuk mencapai tujuan.

Pelaksanaan pembelajaran atau proses pembelajaran merupakan proses transaksional untuk mengembangkan potensai siswa secara aktif dan kreatifseoiptimal mungkin agar terwujud aktivitas dan kreativitas siswa selama proses pembelajaran perlu mempertahankan motivasi belajarnya. Untuk itu proses pembelajaran dibuat penggalan-penggalan kegiatan yaitu pendahuluan , inti dan penutup
            Kegiatan pendahuluan untuk menarik perhatian siswa sehingga mereka termotivasi secara aktif dan kreatif pada kegiatan berikutnya, maka yang perlu dilakukan antara lain : menunjukkan essensi tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran , mendiskripsikan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan menunjukkan manfaat apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari atau menunjukkan manfaat apa yang dapat dipetik dari usahanya dalam mempelajari materi itu bagi kepentingannya sehari-sehari.

            Penilaian Hasil Belajar

            Penilaian atau evaluasi adalah seluruh alat atau sarana yang digunakan disekolah untuk mengukur kinerja siswa secara formal, baik berupa kuis, tes, evaluasi tertulis dan pemberian nilai/grades ( Slavin,1994,486 ).
            Didalam Kurikulum berbasis Kompetensi dijelaskan tentang evaluasi yaitu penentuan nilai suatu progrtam dan penentuan pencapaian tujuan suatu program.
Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan sustu criteria tertentu.

Sedangkan proses pemberian nilai dapat saja berbentuk interpretasi yang diakhiri dengan Judgement. Keduanya merupakan tema penilaian yang membandingkan antara criteria dan kenyataan dalam konteks situasi tertentu. Atas dasar itulah maka kegiatan penilaian selalauada obyek atau program, ada criteria dan ada interpretasi/ Judgement ( Nana Sudjana, 2004 ; 3 ).
           
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan criteria tertentu.
Jika dihubungkan dengan pandangan diatas, dimana penilaian selalu ada obyek yang dinilai dalam konteks ini tentunya yang dimaksud dengan obyek disini adalah hasil belajar siswa.
           
Hasil belajar siswa seringkali dihubungkan dengan perubahan tingkah laku yang dalam arti luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik . Lebih jauh penilaian hasil belajar dilaksanakan untuk memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sekali lagi penilain dalam pembelajaran merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar itu sendiri dimana hubungan dengan metode dan tujuan pembelajaran sangat erat. 


1 comment: